Jika kita berkunjung ke UGD atau IRD suatu rumah sakit sering kita
jumpai istilah tiage (baca : trias) yang berasal dari bahasa Perancis.
Triage
adalah pengelompokan korban/pasien berdasarkan berat ringannya trauma
atau penyakit serta kecepatan penanganan atau pemindahan.
Tujuan : Dapat menangani korban/pasien dengan cepat, cermat dan tepat sesuai dengan sumber daya yang ada
Macam-macam korban :
- Korban masal : lebih dari 1 orang harus ditolong lebih dari 1 penolong, bukan bencana
- Korban bencana : korban lebih besar dari korban masal
Prinsip-prinsip triage :
“Time
Saving is Life Saving (respon time diusahakan sependek mungkin), The
Right Patient, to The Right Place at The Right Time serta melakukan yang
terbaik untuk jumlah terbanyak” dengan seleksi korban berdasarkan :
- Ancaman jiwa mematikan dalam hitungan menit
- Dapat mati dalam hitungan jam
- Trauma ringan
- Sudah meninggal
Dari yang hidup dibuat prioritas
Prioritas
: penentuan mana yang harus didahulukan mengenai penanganan dan
pemindahan yang mengacu pada tingkat ancaman jiwa yang timbul
Tingkat prioritas :
- Prioritas I (prioritas tertinggi) warna merah untuk berat dan biru untuk sangat berat. Mengancam jiwa atau fungsi vital, perlu resusitasi dan tindakan bedah segera, mempunyai kesempatan hidup yang besar. Penanganan dan pemindahan bersifat segera yaitu gangguan pada jalan nafas, pernafasan dan sirkulasi. Contohnya sumbatan jalan nafas, tension pneumothorak, syok hemoragik, luka terpotong pada tangan dan kaki, combutio (luka bakar) tingkat II dan III > 25%
- Prioritas II (medium) warna kuning. Potensial mengancam nyawa atau fungsi vital bila tidak segera ditangani dalam jangka waktu singkat. Penanganan dan pemindahan bersifat jangan terlambat. Contoh: patah tulang besar, combutio (luka bakar) tingkat II dan III < 25 %, trauma thorak/abdomen, laserasi luas, trauma bola mata.
- Prioritas III(rendah) warna hijau. Perlu penanganan seperti pelayanan biasa, tidak perlu segera. Penanganan dan pemindahan bersifat terakhir. Contoh luka superficial, luka-luka ringan
- Prioritas 0 warna Hitam. Kemungkinan untuk hidup sangat kecil, luka sangat parah. Hanya perlu terapi suportif. Contoh henti jantung kritis, trauma kepala kritis.
Penilaian dalam triage
- Primary survey (A,B,C) untuk menghasilkan prioritas I dan seterusnya
- Secondary survey (Head to Toe) untuk menghasilkan prioritas I, II, III,0 dan selanjutnya
- Monitoring korban akan kemungkinan terjadinya perubahan-perubahan pada A, B, C, derajat kesadaran dan tanda vital lainnya.
- Perubahan prioritas karena perubahan kondisi korban
Perencanaan triage
- Persiapan sebelum bencana
- Pengorganisasian personal (bentuk tim triage)
- Pengorganisasian ruang/tempat
- Pengorganisasian sarana/peralatan
- Pengorganisasian suplai
- pelatihan
- komunikasi
Pemimpin triage
Hanya melakukan :
- Primary survey
- Menentukan prioritas
- Menentukan pertolongan yang harus diberikan
Keputusan
triage harus dihargai. Diskusi setelah tindakan. Hindari untuk tidak
memutuskan sesuatu. Pemimpin triage tidak harus dokter, perawat pun bisa
atau orang yang terlatih tergantung sumber daya manusia di tempat
kejadian.
Tim triage
- Bertanggung jawab
- Mencegah kerusakan berlanjut atau semakin parah
- Pilah dan pilih korban
- Memberi perlindungan kepada korban.
Dokumentasi/rekam medis triage
- Informasi dasar : nama, umur, jenis kelamin, cedera, penyebab cedera, pertolongan pertama yang telah diberikan
- Tanda-tanda vital : tensi, nadi, respirasi, kesadaran
- Diagnosis singkat tapi lengkap
- Kategori triage
- Urutan tindakan preoperatif secara lengkap
Perhatian :
- Jika fasilitas kurang memadai maka lebih diutamakan yang potensial selamat. Contoh : jika korban label merah lebih potensial selamat maka label biru dapat berubah menjadi label hitam
- Dalam keadaan bencana, lebih baik memberi bantuan lebih daripada kurang
- Pikirkan kemungkinan yang paling buruk sehingga dapat mempersiapkan lebih baik.
Gambar skema triage lapangan :
Gambar Skema triage rumah sakit
Tidak ada komentar:
Posting Komentar