Senin, 09 Juli 2012

Konsumsi Suplemen Vitamin Tak Sesuai dengan Kebutuhan Anak

Konsumsi suplemen vitamin dimaksudkan untuk menambah asupan vitamin yang mungkin kurang Anda dapatkan dari makanan. Tetapi sebuah studi menyatakan bahwa konsumsi suplemen vitamin pada anak tidak sesuai dengan kebutuhannya.

Peneliti mengamati pola makan dan penggunaan suplemen vitamin pada lebih dari 7000 anak di Amerika. Dari penelitian tersebut diketahui bahwa sebagian besar anak di bawah usia 8 tahun mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan dari makanan yang dimakannya, terlepas dari apakah anak-anak tersebut mengambil suplemen atau tidak.

Sedangkan anak pada usia 9 sampai 18 tahun memiliki kadar vitamin dan mineral tertentu yang rendah dan hanya sedikit yang mengambil suplemen. Tim Bailey kemudian melakukan survei untuk menilai mineral dan asupan vitamin pada anak berusia antara 2 sampai 18 tahun.

Sekitar 40 persen anak-anak antara usia 2-8 tahun memakan suplemen. Penggunaan suplemen lebih rendah di antara anak-anak yang lebih tua yaitu sekitar 29 persen pada anak-anak yang berusia 9-13 tahun dan hanya 26 persen remaja yang menggunakan suplemen.

Secara keseluruhan, pengguna suplemen dan bukan pengguna mendapat tingkat yang kurang lebih sama dari 15 vitamin dan mineral yang berbeda dari sumber makanan saja. Tapi pengguna suplemen lebih mungkin mendapatkan dosis kalsium, magnesium, fosfor, vitamin A dan vitamin C yang direkomendasikan dari makanan.

Di semua kelompok usia, mengonsumsi suplemen asupan kalsium dapat meningkatkan vitamin A, C, D dan E. Tetapi kalsium dan vitamin D seringkali jumlahnya tidak memadai seperti yang telah direkomendasikan.

Untuk anak sampai usia 8 tahun memerlukan kalsium antara 200 sampai 1.000 miligram per hari dan 1.300 mg per hari untuk anak usia 9 tahun ke atas dan remaja.

Namun, lebih dari sepertiga anak-anak yang menggunakan suplemen tidak mendapatkan kalsium yang cukup kalsium. Umumnya suplemen meningkatkan konsumsi zat gizi tertentu seperti seng, folat, zat besi dan vita A.

Padahal, zat besi dan vitamin A tersebut merupakan jenis nutrisi yang paling banyak dikonsumsi secara berlebihan di semua kelompok umur. Sehingga terkadang anak akan cenderung kelebihan nutrisi seperti zat besi dan vitamin A dan kekurangan kalsium dan vitamin D.

“Para pembuat vitamin untuk anak-anak hendaknya mempertimbangkan reformulasi produknya terhadap apa yang dibutuhkan oleh anak-anak,” kata Regan Bailey, ahli epidemiologi nutrisi di National Institutes of Health di Bethesda, Maryland, yang memimpin penelitian ini.

Temuan ini menyoroti bahwa vitamin yang banyak beredar di pasaran hanya meningkatkan asupan zat besi dan vitamin A saja, padahal yang paling dibutuhkan oleh anak-anak di usianya adalah kalsium dan vitamin D.

Penelitian ini diterbitkan dalam The Journal of Pediatrics, seperti dilansir dari reuters, Selasa (10/72012).

by: detikHealth

Tidak ada komentar:

Posting Komentar