Minggu, 29 Januari 2012

Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Halusinasi




A. Pengertian
Halusinasi adalah gangguan pencerapan (persepsi) pasca indera tanpa adanyarangsangan dari luar yang dapat meliputi semua system penginderaan di mana terjadi pada saat kesadaran individu itu penuh / baik.
Halusinasi merupakan bentuk yang paling sering dari gangguan persepsi. Bentuk halusinasi ini bisa berupa suara-suara yang bising atau mendengung, tapi yang paling sering berupa kata-kata yang tersusun dalam bentuk kalimat yang agak sempurna. Biasanya kalimat tadi membicarakan mengenai keadaan pasien sedih atau yang dialamatkan pada pasien itu. Akibatnya pasien bisa bertengkar atau bicara dengan suara halusinasi itu. Bisa pula pasien terlihat seperti bersikap dalam mendengar atau bicara keras-keras seperti bila ia menjawab pertanyaan seseorang atau bibirnya bergerak-gerak. Kadang-kadang pasien menganggap halusinasi datang dari setiap tubuh atau diluar tubuhnya. Halusinasi ini kadang-kadang menyenangkan misalnya bersifat tiduran, ancaman dan lain-lain.
Menurut May Durant Thomas (1991) halusinasi secara umum dapat ditemukan pada pasien gangguan jiwa seperti: Skizoprenia, Depresi, Delirium dan kondisi yang berhubungan dengan penggunaan alkohol dan substansi lingkungan. Berdasarkan hasil pengkajian pada pasien dirumah sakit jiwa ditemukan 85% pasien dengan kasus halusinasi. Sehingga penulis merasa tertarik untuk menulis kasus tersebut dengan pemberian Asuhan keperawatan mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi.
B. Klasifikasi Halusinasi
Klasifikasi halusinasi sebagai berikut :
  1. Halusinasi dengar (akustik, auditorik), pasien itu mendengar suara yang membicarakan, mengejek, menertawakan, atau mengancam padahal tidak ada suara di sekitarnya.
  2. Halusinasi lihat (visual), pasien itu melihat pemandangan orang, binatang atau sesuatu yang tidak ada.
  3. Halusinasi bau / hirup (olfaktori). Halusinasi ini jarang di dapatkan. Pasien yang mengalami mengatakan mencium bau-bauan seperti bau bunga, bau kemenyan, bau mayat, yang tidak ada sumbernya.
  4. Halusinasi kecap (gustatorik). Biasanya terjadi bersamaan dengan halusinasi bau / hirup. Pasien itu merasa (mengecap) suatu rasa di mulutnya.
  5. Halusinasi singgungan (taktil, kinaestatik). Individu yang bersangkutan merasa ada seseorang yang meraba atau memukul. Bila rabaab ini merupakan rangsangan seksual halusinasi ini disebut halusinasi heptik.
C. Etiologi Halusinasi
Menurut Mary Durant Thomas (1991), Halusinasi dapat terjadi pada klien dengan gangguan jiwa seperti skizoprenia, depresi atau keadaan delirium, demensia dan kondisi yang berhubungan dengan penggunaan alkohol dan substansi lainya. Halusinasi adapat juga terjadi dengan epilepsi, kondisi infeksi sistemik dengan gangguan metabolik. Halusinasi juga dapat dialami sebagai efek samping dari berbagai pengobatan yang meliputi anti depresi, anti kolinergik, anti inflamasi dan antibiotik, sedangkan obat-obatan halusinogenik dapat membuat terjadinya halusinasi sama seperti pemberian obat diatas. Halusinasi dapat juga terjadi pada saat keadaan individu normal yaitu pada individu yang mengalami isolasi, perubahan sensorik seperti kebutaan, kurangnya pendengaran atau adanya permasalahan pada pembicaraan. Penyebab halusinasi Pendengaran secara spesifik tidak diketahui namun banyak faktor yang mempengaruhinya seperti faktor biologis , psikologis , sosial budaya,dan stressor pencetusnya adalah stress lingkungan , biologis , pemicu masalah sumber-sumber koping dan mekanisme koping.
D. Psikopatologi Halusinasi
Psikopatologi dari halusinasi yang pasti belum diketahui. Banyak teori yang diajukan yang menekankan pentingnya faktor-faktor psikologik, fisiologik dan lain-lain. Ada yang mengatakan bahwa dalam keadaan terjaga yang normal otak dibombardir oleh aliran stimulus yang yang datang dari dalam tubuh ataupun dari luar tubuh. Input ini akan menginhibisi persepsi yang lebih dari munculnya ke alam sadar. Bila input ini dilemahkan atau tidak ada sama sekali seperti yang kita jumpai pada keadaan normal atau patologis, maka materi-materi yang ada dalam unconsicisus atau preconscious bisa dilepaskan dalam bentuk halusinasi.
Pendapat lain mengatakan bahwa halusinasi dimulai dengan adanya keinginan yang direpresi ke unconsicious dan kemudian karena sudah retaknya kepribadian dan rusaknya daya menilai realitas maka keinginan tadi diproyeksikan keluar dalam bentuk stimulus eksterna.
E. Tanda dan Gejala Halusinasi
Pasien dengan halusinasi cenderung menarik diri, sering di dapatkan duduk terpaku dengan pandangan mata pada satu arah tertentu, tersenyum atau bicara sendiri, secara tiba-tiba marah atau menyerang orang lain, gelisah, melakukan gerakan seperti sedang menikmati sesuatu. Juga keterangan dari pasien sendiri tentang halusinasi yang di alaminya (apa yang di lihat, di dengar atau di rasakan).
F. Penatalaksanaan Halusinasi
Penatalaksanaan pada pasien halusinasi dengan cara :
  1. Menciptakan lingkungan yang terapeutik
    Untuk mengurangi tingkat kecemasan, kepanikan dan ketakutan pasien akibat halusinasi, sebaiknya pada permulaan pendekatan di lakukan secara individual dan usahakan agar terjadi knntak mata, kalau bisa pasien di sentuh atau di pegang. Pasien jangan di isolasi baik secara fisik atau emosional. Setiap perawat masuk ke kamar atau mendekati pasien, bicaralah dengan pasien. Begitu juga bila akan meninggalkannya hendaknya pasien di beritahu. Pasien di beritahu tindakan yang akan di lakukan.
    Di ruangan itu hendaknya di sediakan sarana yang dapat merangsang perhatian dan mendorong pasien untuk berhubungan dengan realitas, misalnya jam dinding, gambar atau hiasan dinding, majalah dan permainan.
  2. Melaksanakan program terapi dokter
    Sering kali pasien menolak obat yang di berikan sehubungan dengan rangsangan halusinasi yang di terimanya. Pendekatan sebaiknya secara persuatif tapi instruktif. Perawat harus mengamati agar obat yang di berikan betul di telannya, serta reaksi obat yang di berikan.
  3. Menggali permasalahan pasien dan membantu mengatasi masalah yang ada
    Setelah pasien lebih kooperatif dan komunikatif, perawat dapat menggali masalah pasien yang merupakan penyebab timbulnya halusinasi serta membantu mengatasi masalah yang ada. Pengumpulan data ini juga dapat melalui keterangan keluarga pasien atau orang lain yang dekat dengan pasien.
  4. Memberi aktivitas pada pasien
    Pasien di ajak mengaktifkan diri untuk melakukan gerakan fisik, misalnya berolah raga, bermain atau melakukan kegiatan. Kegiatan ini dapat membantu mengarahkan pasien ke kehidupan nyata dan memupuk hubungan dengan orang lain. Pasien di ajak menyusun jadwal kegiatan dan memilih kegiatan yang sesuai.
  5. Melibatkan keluarga dan petugas lain dalam proses perawatan
    Keluarga pasien dan petugas lain sebaiknya di beritahu tentang data pasien agar ada kesatuan pendapat dan kesinambungan dalam proses keperawatan, misalny dari percakapan dengan pasien di ketahui bila sedang sendirian ia sering mendengar laki-laki yang mengejek. Tapi bila ada orang lain di dekatnya suara-suara itu tidak terdengar jelas. Perawat menyarankan agar pasien jangan menyendiri dan menyibukkan diri dalam permainan atau aktivitas yang ada. Percakapan ini hendaknya di beritahukan pada keluarga pasien dan petugaslain agar tidak membiarkan pasien sendirian dan saran yang di berikan tidak bertentangan.

Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Halusinasi

A. Pengkajian Halusinasi
Pada tahap ini perawat menggali faktor-faktor yang ada dibawah ini yaitu :
  1. Faktor predisposisi.
    Adalah faktor resiko yang mempengaruhi jenis dan jumlah sumber yang dapat dibangkitkan oleh individu untuk mengatasi stress. Diperoleh baik dari pasien maupun keluarganya, mengenai factor perkembangan sosial kultural, biokimia, psikologis dan genetik yaitu factor resiko yang mempengaruhi jenis dan jumlah sumber yang dapat dibangkitkan oleh individu untuk mengatasi stress. 
    • Faktor Perkembangan
      Jika tugas perkembangan mengalami hambatan dan hubungan interpersonal terganggu maka individu akan mengalami stress dan kecemasan.
    • Faktor Sosiokultural
      Berbagai faktor dimasyarakat dapat menyebabkan seorang merasa disingkirkan oleh kesepian terhadap lingkungan tempat klien di besarkan.
      Faktor Biokimia
      Mempunyai pengaruh terhadap terjadinya gangguan jiwa. Dengan adanya stress yang berlebihan dialami seseorang maka didalam tubuh akan dihasilkan suatu zat yang dapat bersifat halusinogenik neurokimia seperti Buffofenon dan Dimetytranferase (DMP).
    • Faktor Psikologis
      Hubungan interpersonal yang tidak harmonis serta adanya peran ganda yang bertentangan dan sering diterima oleh anak akan mengakibatkan stress dan kecemasan yang tinggi dan berakhir dengan gangguan orientasi realitas.
    • Faktor genetik
      Gen apa yang berpengaruh dalam skizoprenia belum diketahui, tetapi hasil studi menunjukkan bahwa faktor keluarga menunjukkan hubungan yang sangat berpengaruh pada penyakit ini.
  2. Faktor Presipitasi
    Yaitu stimulus yang dipersepsikan oleh individu sebagai tantangan, ancaman / tuntutan yang memerlukan energi ekstra untuk koping. Adanya rangsang lingkungan yang sering yaitu seperti partisipasi klien dalam kelompok, terlalu lama diajak komunikasi, objek yang ada dilingkungan juga suasana sepi / isolasi adalah sering sebagai pencetus terjadinya halusinasi karena hal tersebut dapat meningkatkan stress dan kecemasan yang merangsang tubuh mengeluarkan zat halusinogenik.
  3. Perilaku
    Respon klien terhadap halusinasi dapat berupa curiga, ketakutan, perasaan tidak aman, gelisah dan bingung, prilaku merusak diri, kurang perhatian, tidak mampu mengambil keputusan serta tidak dapat membedakan keadaan nyata dan tidak nyata. Menurut Rawlins dan Heacock, 1993 mencoba memecahkan masalah halusinasi berlandaskan atas hakekat keberadaan seorang individu sebagai mahkluk yang dibangun atas dasar unsur-unsur bio-psiko-sosio-spiritual sehingga halusinasi dapat dilihat dari dimensi yaitu : 
    • Dimensi Fisik
      Manusia dibangun oleh sistem indera untuk menanggapi rangsang eksternal yang diberikan oleh lingkungannya. Halusinasi dapat ditimbulkan oleh beberapa kondisi fisik seperti kelelahan yang luar biasa, penggunaan obat-obatan, demam hingga delirium, intoksikasi alkohol dan kesulitan untuk tidur dalam waktu yang lama.
    • Dimensi Emosional
      Perasaan cemas yang berlebihan atas dasar problem yang tidak dapat diatasi merupakan penyebab halusinasi itu terjadi. Isi dari halusinasi dapat berupa perintah memaksa dan menakutkan. Klien tidak sanggup lagi menentang perintah tersebut hingga dengan kondisi tersebut klien berbuat sesuatu terhadap ketakutan tersebut.
    • Dimensi Intelektual
      Dalam dimensi intelektual ini menerangkan bahwa individu dengan halusinasi akan memperlihatkan adanya penurunan fungsi ego. Pada awalnya halusinasi merupakan usaha dari ego sendiri untuk melawan impuls yang menekan, namun merupakan suatu hal yang menimbulkan kewaspadaan yang dapat mengambil seluruh perhatian klien dan tak jarang akan mengontrol semua prilaku klien.
    • Dimensi Sosial
      Dimensi sosial pada individu dengan halusinasi menunjukkan adanya kecenderungan untuk menyendiri. Individu asyik dengan halusinasinya, seolah-olah ia merupakan tempat untuk memenuhi kebutuhan akan interaksi sosial, kontrol diri dan harga diri yang tidak didapatkan dalam dunia nyata. Isi halusinasi dijadikan sistem control oleh individu tersebut, sehingga jika perintah halusinasi berupa ancaman, dirinya atau orang lain individu cenderung untuk itu. Oleh karena itu, aspek penting dalam melaksanakan intervensi keperawatan klien dengan mengupayakan suatu proses interaksi yang menimbulkan pengalaman interpersonal yang memuaskan, serta mengusakan klien tidak menyendiri sehingga klien selalu berinteraksi dengan lingkungannya dan halusinasi tidak berlangsung.
    • Dimensi Spiritual
      Manusia diciptakan Tuhan sebagai makhluk sosial, sehingga interaksi dengan manusia lainnya merupakan kebutuhan yang mendasar. Pada individu tersebut cenderung menyendiri hingga proses diatas tidak terjadi, individu tidak sadar dengan keberadaannya dan halusinasi menjadi sistem kontrol dalam individu tersebut. Saat halusinasi menguasai dirinya individu kehilangan kontrol kehidupan dirinya.
  4. Sumber Koping
    Suatu evaluasi terhadap pilihan koping dan strategi seseorang. Individu dapat mengatasi stress dan anxietas dengan menggunakan sumber koping dilingkungan. Sumber koping tersebut sebagai modal untuk menyelesaikan masalah, dukungan sosial dan keyakinan budaya, dapat membantu seseorang mengintegrasikan pengalaman yang menimbulkan stress dan mengadopsi strategi koping yang berhasil.
  5. Mekanisme Koping
    Tiap upaya yang diarahkan pada pelaksanaan stress, termasuk upaya penyelesaian masalah langsung dan mekanisme pertahanan yang digunakan untuk melindungi diri.
B. Diagnosa Keperawatan Yang Muncul Halusinasi
  1. Resiko perilaku kekerasan pada diri sendiri dan orang lain berhubungan dengan halusinasi.
  2. Perubahan persepsi sensorik : halusinasi berhubungan dengan menarik diri
  3. Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.
C. Intervensi Halusinasi
Diagnoasa 1.:
Resiko perilaku kekerasan pada diri sendiri dan orang lain berhubungan dengan halusinasi
Tujuan : Tidak terjadi perilaku kekerasan pada diri sendiri dan orang lain.
Kriteria Hasil :
  1. Pasien dapat mengungkapkan perasaannya dalam keadaan saat ini secara verbal.
  2. Pasien dapat menyebutkan tindakan yang biasa dilakukan saat halusinasi, cara memutuskan halusinasi dan melaksanakan cara yang efektif bagi pasien untuk digunakan
  3. Pasien dapat menggunakan keluarga pasien untuk mengontrol halusinasi dengan cara sering berinteraksi dengan keluarga.
Intervensi :
  • Bina Hubungan saling percaya
  • Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya.
  • Dengarkan ungkapan klien dengan empati
  • Adakan kontak secara singkat tetapi sering secara bertahap (waktu disesuaikan dengan kondisi klien).
  • Observasi tingkah laku : verbal dan non verbal yang berhubungan dengan halusinasi.
  • Jelaskan pada klien tanda-tanda halusinasi dengan menggambarkan tingkah laku halusinasi.
  • Identifikasi bersama klien situasi yang menimbulkan dan tidak menimbulkan halusinasi, isi, waktu, frekuensi.
  • Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya saat alami halusinasi.
  • Identifikasi bersama klien tindakan yang dilakukan bila sedang mengalami halusinasi.
  • Diskusikan cara-cara memutuskan halusinasi
  • Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan cara memutuskan halusinasi yang sesuai dengan klien.
  • Anjurkan klien untuk mengikuti terapi aktivitas kelompok
  • Anjurkan klien untuk memberitahu keluarga ketika mengalami halusinasi.
  • Diskusikan dengan klien tentang manfaat obat untuk mengontrol halusinasi.
  • Bantu klien menggunakan obat secara benar.
Diagnosa 2.:
Perubahan persepsi sensorik : halusinasi berhubungan dengan menarik diri
Tujuan : Klien mampu mengontrol halusinasinya
Kriteria Hasil :
  1. Pasien dapat dan mau berjabat tangan.
  2. Pasien mau menyebutkan nama, mau memanggil nama perawat dan mau duduk bersama.
  3. Pasien dapat menyebutkan penyebab klien menarik diri.
  4. Pasien mau berhubungan dengan orang lain.
  5. Setelah dilakukan kunjungan rumah klien dapat berhubungan secara bertahap dengan keluarga
Intervensi :
  • Bina hubungan saling percaya.
  • Buat kontrak dengan klien.
  • Lakukan perkenalan.
  • Panggil nama kesukaan.
  • Ajak pasien bercakap-cakap dengan ramah.
  • Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan tanda-tandanya
    serta beri kesempatan pada klien mengungkapkan perasaan penyebab pasien tidak mau bergaul/menarik diri.
  • Jelaskan pada klien tentang perilaku menarik diri, tanda-tanda serta yang mungkin jadi penyebab.
  • Beri pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaan.
  • Diskusikan tentang keuntungan dari berhubungan.
  • Perlahan-lahan serta pasien dalam kegiatan ruangan dengan melalui tahap-tahap yang ditentukan.
  • Beri pujian atas keberhasilan yang telah dicapai.
  • Anjurkan pasien mengevaluasi secara mandiri manfaat dari berhubungan.
  • Diskusikan jadwal harian yang dapat dilakukan pasien mengisi waktunya.
  • Motivasi pasien dalam mengikuti aktivitas ruangan.
  • Beri pujian atas keikutsertaan dalam kegiatan ruangan.
  • Lakukan kungjungan rumah, bina hubungan saling percaya dengan keluarga.
  • Diskusikan dengan keluarga tentang perilaku menarik diri, penyebab dan car a keluarga menghadapi.
  • Dorong anggota keluarga untuk berkomunikasi.
  • Anjurkan anggota keluarga pasien secara rutin menengok pasien minimal sekali seminggu.
Diagnosa 3.:
Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah
Tujuan : Pasien dapat berhubungan dengan orang lain secara bertahap.
Kriteria Hasil :
  1. Pasien dapat menyebutkan koping yang dapat digunakan
  2. Pasien dapat menyebutkan efektifitas koping yang dipergunakan
  3. Pasien mampu memulai mengevaluasi diri
  4. pasien mampu membuat perencanaan yang realistik sesuai dengan kemampuan yang ada pada dirinya
  5. Pasien bertanggung jawab dalam setiap tindakan yang dilakukan sesuai dengan rencanan
    Intervensi : 
    • Dorong pasien untuk menyebutkan aspek positip yang ada pada dirinya dari segi fisik.
    • Diskusikan dengan pasien tentang harapan-harapannya.
    • Diskusikan dengan pasien keterampilannya yang menonjol selama di rumah dan di rumah sakit.
    • Berikan pujian.
    • Identifikasi masalah-masalah yang sedang dihadapi oleh pasien
    • Diskusikan koping yang biasa digunakan oleh pasien.
    • Diskusikan strategi koping yang efektif bagi pasien.
    • Bersama pasien identifikasi stressor dan bagaimana penialian pasien terhadap stressor.
    • Jelaskan bahwa keyakinan pasien terhadap stressor mempengaruhi pikiran dan perilakunya.
    • Bersama pasien identifikasi keyakinan ilustrasikan tujuan yang tidak realistic.
    • Bersama pasien identifikasi kekuatan dan sumber koping yang dimiliki
    • Tunjukkan konsep sukses dan gagal dengan persepsi yang cocok.
    • Diskusikan koping adaptif dan maladaptif.
    • Diskusikan kerugian dan akibat respon koping yang maladaptive.
    • Bantu pasien untuk mengerti bahwa hanya pasien yang dapat merubah dirinya bukan orang lain
    • Dorong pasien untuk merumuskan perencanaan/tujuannya sendiri (bukan perawat).
    • Diskusikan konsekuensi dan realitas dari perencanaan / tujuannya.
    • Bantu pasien untuk menetpkan secara jelas perubahan yang diharapkan.
    • Dorong pasien untuk memulai pengalaman baru untuk berkembang sesuai potensi yang ada pada dirinya.
DAFTAR PUSTAKA
Directorat Kesehatan Jiwa, Dit. Jen Yan. Kes. Dep. Kes R.I. Keperawatan Jiwa. Teori dan Tindakan Keperawatan Jiwa, , 2000
Keliat Budi, Anna, Peran Serta Keluarga Dalam Perawatan Klien Gangguan Jiwa, EGC, 1995
Keliat Budi Anna, dkk, Proses Keperawatan Jiwa, EGC, 1987
Maramis, W.F, Ilmu Kedokteran Jiwa, Erlangga Universitas Press, 1990
Rasmun, Keperawatan Kesehatan Mental Psikiatri Terintegrasi dengan Keluarga, CV.
Sagung Seto, , 2001.
Residen Bagian Psikiatri UCLA, Buku Saku Psikiatri, EGC, 1997
Stuart & Sunden, Pocket Guide to Psychiatric Nursing, EGC, 1998

Sabtu, 28 Januari 2012

ASKEP MATERNITAS “DISMENORE”


BAB I
PENDAHULUAN


Nyeri saat haid merupakan keluhan yang sering dijumpai di kalangan wanita usia subur, yang menyebabkan mereka pergi ke dokter untuk berobat dan berkonsultasi. Dismenore terdapat pada 30-75% dari populasi dan kira-kira separuhnya memerlukan pengobatan. Etiologi dan patogenesis dismenore sampai sekarang belum jelas, maka pengobatannya pun masih simpang siur.
Pengobatan secara kedokteran barat yang akhir-akhir ini banyak dipakai yaitu anti prostaglandin non steroid seperti: asam mefenamat, naproksen dan ibuprofen, yang berefek menurunkan konsentrasi prostaglandin di endometrium. Tetapi ternyata obat-obat ini mengakibatkan banyak kerugian karena dapat menimbulkan iritasi lambung, kolik usus, diare, lekopeni dan serangan asma bronkial. Keberhasilan pengobatan secara barat belum diketahui dengan pasti, sedangkan pengobatan secara akupunktur keberhasilannya sekitar 90,9%.
PADA umumnya setiap wanita akan mengalami gejala-gejala seperti malas, lemas, payudara mengejang, dan nyeri di sekitar perut bagian bawah sebelum atau saat mengalami haid. Bahkan ada juga wanita yang mengalami nyeri di perut sampai kram perut, mual, nyeri kepala, sehingga gak bisa melakukan aktivitas sehari-hari bahkan sampai pingsan seperti yang kamu alami. Gejala PMS (premenstrual syndrom) yang berat seperti ini disebut dengan dismenorrhoe.
Karena memang dismenorrhoe bisa berkaitan dengan gejala adanya gangguan pada organ reproduksi. Namun ada juga dismenorrhoe yang hanya disebabkan karena kondisi tubuh yang sedang kurang sehat, baik secara fisik maupun psikologis. Misalnya sedang sakit, maupun sedang mengalami stres yang berlebihan. Tetapi jika kondisinya seperti ini tentu saja dismenorrhoe tidak akan dialami setiap bulan setiap kali mengalami haid.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi
Dismenore adalah nyeri haid yang sedemikian hebatnya, sehingga memaksa penderita untuk istirahat dan meninggalkan pekerjaan atau cara hidup sehari-hari untuk beberapa jam atau beberapa hari. Patofisiologi dismenore sampai saat ini masih belum jelas, tetapi akhir-akhir ini teori prostaglandin banyak digunakan, dikatakan bahwa pada keadaan dismenore kadar prostaglandin meningkat.

Kram, nyeri dan ketidaknyamanan lainnya yang dihubungkan dengan menstruasi disebut juga dismenore. Kebanyakan wanita mengalami tingkat kram yang bervariasi; pada beberapa wanita, hal itu muncul dalam bentuk rasa tidak nyaman ringan dan letih, dimana beberapa yang lain menderita rasa sakit yang mampu menghentikan aktifitas sehari-hari. Dismenore dikelompokkan sebagai dismenore primer saat tidak ada sebab yang dapat dikenali dan dismenore sekunder saat ada kelainan jelas yang menyebabkannya.
Wanita yang tidak berovulasi cenderung untuk tidak menderita kram menstruasi; hal ini sering terjadi pada mereka yang baru saja mulai menstruasi atau mereka yang menggunakan pil KB. Kelahiran bayi sering merubah gejala-gejala menstruasi seorang wanita, dan sering menjadi lebih baik.
Istilah dismenorea atau nyeri haid hanya dipakai jika nyeri haid demikian hebatnya, sehingga memaksa penderita untuk istirahat dan meninggalkan pekerjaannya untuk beberapa jam atau beberapa hari (Simanjuntak, 1997). Ada 2 jenis dismenorea, yaitu dismenorea primer dan dismenorea sekunder.
Pembagian dismenorea menurut Sunaryo (1989) adalah sebagai berikut : pertama dismenorea primer atau esensial, intrinsik, idiopatik, yang pada jenis ini tidak ditemukan atau didapati adanya kelainan ginekologik yang nyata; yang kedua dismenorea sekunder atau ekstrinsik, yaitu rasa nyerinya disebabkan karena adanya kelainan pada daerah pelvis, misalnya endometriosis, mioma uteri, stenosis serviks, malposisi uterus atau adanya IUD. Menurut Huffman (1968) menstruasi yang menimbulkan rasa nyeri pada remaja hampir semuanya disebabkan dismenorea primer.
Dismenorea primer disebabkan karena gangguan keseimbangan fungsional, bukan karena penyakit organik pelvis, sedangkan dismenorea sekunder berhubungan dengan kelainan organik di pelvis yang terjadi pada masa remaja

2.2 Klasifikasi
1. Dismenore primer
Sering juga disebut sebagai dismenore sejati, intrinsik, esensial atau fungsional. Nyeri haid timbul sejak menars, biasanya pada bulan-bulan atau tahun-tahun pertama haid. Biasanya terjadi pada usia antara 15 sampai 25 tahun dan kemudian hilang pada usia akhir 20-an atau awal 30-an. Tidak dijumpai kelainan alat-alat kandungan.
Dismenorea primer adalah nyeri menstruasi yang terjadi tanpa adanya kelainan ginekologik yang nyata. Dismenorea primer terjadi beberapa waktu setelah menarke, biasanya sesudah menarke, umumnya sesudah 12 bulan atau lebih, oleh karena siklus-siklus menstruasi pada bulan-bulan pertama setelah menarke biasanya bersifat anovulatoir yang tidak disertai nyeri. Rasa nyeri timbul sebelum atau bersama-sama dengan menstruasi dan berlangsung untuk beberapa jam, walaupun pada beberapa kasus dapat berlangsung sampai beberapa hari. Sifat rasa nyeri ialah kejang yang berjangkit-jangkit, biasanya terbatas pada perut bawah, tetapi dapat merambat ke daerah pinggang dan paha. Rasa nyeri dapat disertai rasa mual, muntah, sakit kepala, diare (Hanafiah, 1997).

2. Dismenore sekunder
Dimulai pada usia dewasa, menyerang wanita yang semula bebas dari dismenore. Disebabkan oleh adanya kelainan alat-alat kandungan.
Dismenorea sekunder, berhubungan dengan kelainan kongenital atau kelainan organik di pelvis yang terjadi pada masa remaja (Huffman, 1968). Rasa nyeri yang timbul disebabkan karena adanya kelainan pelvis, misalnya : endometriosis, mioma uteri, stenosis serviks, malposisi uterus atau adanya IUD (Sunaryo, 1989).
Dismenorea yang tidak dapat dikaitkan dengan suatu gangguan tertentu biasanya dimulai sebelum usia 20 tahun, tetapi jarang terjadi pada tahun-tahun pertama setelah menarke. Dismenorea merupakan nyeri bersifat kolik dan dianggap disebabkan oleh kontraksi uterus oleh progesteron yang dilepaskan saat pelepasan endometrium. Nyeri yang hebat dapat menyebar dari panggul ke punggung dan paha, seringkali disertai mual pada sebagian wanita dan juga tak menutup kemungkinan dijumpai mual dan muntah.

2.3 Etiologi dan Gejala

Penyebab pasti dismenorhoe belum diketahui. Diduga faktor psikis sangat berperan terhadap timbulnya nyeri. Dismenorhoe primer umumnya dijumpai pada wanita dengan siklus haid berevolusi. Penyebab tersering dismenorhoe sekunder adalah endometriosis dan infeksi kronik genitalia interna.
Hingga baru-baru ini, dismenore disisihkan sebagai masalah psikologis atau aspek kewanitaan yang tidak dapat dihindari. Sekarang, para dokter tahu bahwa dismenore merupakan kondisi medis yang nyata, walaupun penyebabnya yang jelas masih kurang dimengerti. Kerja prostaglandin, zat seperti hormon yang menyebabkan otot-otot rahim berkontraksi, merupakan instrumen utama dismenore. Kadar prostaglandin sepertinya tidak berhubungan dengan tingkat dismenore; beberapa wanita terlihat memiliki kadar prostaglandin tinggi tanpa efek-efek sampingan, dimana yang lain dengan kadar normal menderita gejala yang berat. Faktor-faktor lain, termasuk perbedaan anatomi, kecenderungan genetik, dan stres, juga dapat memainkan peran.
Sebab-sebab yang bervariasi dari dismenore sekunder termasuk endometriosis (pertumbuhan jaringan lapisan rahim di tempat lain dalam ruang panggul), fibroid atau tumor lain, dan infeksi pelvis.


1. Dismenore Primer
Rasa nyeri di perut bagian bawah, menjalar ke daerah pinggang dan paha.Kadang-kadang disertai mual, muntah, diare, sakit kepala dan emosi yang labil. Nyeri timbul sebelum haid dan berangsur hilang setelah darah haid keluar. Etiologinya belum jelas tetapi umumnya berhubungan dengan siklus ovulatorik. Beberapa faktor yang diduga ber-peran dalam timbulnya dismenore primer yaitu:

a. Prostaglandin
Penyelidikan dalam tahun-tahun terakhir menunjukkan bahwa peningkatan kadar prostaglandin (PG) penting peranannya sebagai penyebab terjadinya dismenore. Jeffcoate berpendapat bahwa terjadinya spasme miometrium dipacu oleh zat dalam darah haid, mirip lemak alamiah yang kemudian diketahui sebagai prostaglandin; kadar zat ini meningkat pada keadaan dismenore dan ditemukan di dalam otot uterus. Bahwa kadar PGE dan PGF-alfa sangat tinggi dalam endometrium, miometrium dan darah haid wanita yang menderita dismenore primer.
PG menyebabkan peningkatan aktivitas uterus dan serabut-serabut syaraf terminal rangsang nyeri. Kombinasi antara peningkatan kadar PG dan peningkatan kepekaan miometrium menimbulkan tekanan intra uterus sampai 400 mm Hg dan menyebabkan kontraksi miometrium yang hebat. Atas dasar itu disimpulkan bahwa PS yang dihasilkan uterus berperan dalam menimbulkan hiperaktivitas miometrium.
Selanjutnya kontraksi miometrium yang disebabkan oleh PG akan mengurangi aliran darah, sehingga terjadi iskemia sel-sel miometrium yang mengakibat-kan timbulnya nyeri spasmodik. Jika PG dilepaskan dalam jumlah berlebihan ke dalam peredaran darah, maka selain dismenore timbul pula pengaruh umum lainnya seperti diare, mual, muntah.

b. Hormon steroid seks
Dismenore primer hanya terjadi pada siklus ovulatorik. Artinya, dismenore hanya timbul bila uterus berada di bawah pengaruh progesteron. Sedangkan sintesis PG berhubungan dengan fungsi ovarium. Kadar progesteron yang rendah akan menyebabkan terbentuknya PGF-alfa dalam jumlah yang banyak.
Kadar progesteron yang rendah akibat regresi corpus luteum menyebabkan terganggunya stabilitas membran lisosom dan juga meningkatkan pelepasan enzim fosfolipase-A2 yang berperan sebagai katalisator dalam sintesis PG melalui per-ubahan fosfolipid menjadi asam arakhidonat. pada penelitiannya menemukan bahwa kadar estradiol lebih tinggi pada wanita yang menderita dismenore dibandingkan wanita normal. Estradiol yang tinggi dalam darah vena uterina dan vena ovarika disertai kadar PGF-alfa yang juga tinggi dalam endometrium. Hasil ter-penting dari penelitian ini adalah ditemukannya perubahan nisbah E2/P.

c. Sistim saraf (neurologik)
Uterus dipersarafi oleh sistim saraf otonom (SSO) yang terdiri dari sistim saraf simpatis dan parasimpatis. Jeffcoate mengemukakan bahwa dismenore ditimbulkan oleh ketidakseimbangan pengendalian SSO terhadap mio-metrium. Pada keadaan ini terjadi perangsangan yang berlebihan oleh saraf simpatik sehingga serabut-serabut sirkuler pada istmus dan ostium uteri internum menjadi hipertonik.

d. Vasopresin
Pada penelitiannya mendapatkan bahwa wanita dengan dismenore primer ternyata memiliki kadar vasopresin yang sangat tinggi, dan berbeda bermakna dari wanita tanpa dismenore. Ini menunjukkan bahwa vasopresin dapat merupakan faktor etiologi yang penting pada dismenore primer. Pemberian vasopresin pada saat haid menyebabkan meningkatnya kontraksi uterus dan berkurangnya darah haid. Namun demikian peranan pasti vasopresin dalam mekanisme dismenore sampai saat ini belum jelas.

e. Psikis
Semua nyeri tergantung pada hubungan susunan saraf pusat, khususnya talamus dan korteks. Derajat penderitaan yang dialami akibat rangsang nyeri tergantung pada latar belakang pendidikan penderita. Pada dismenore, faktor pendidikan dan faktor psikis sangat berpengaruh; nyeri dapat dibangkitkan atau diperberat oleh keadaan psikis penderita. Seringkali segera setelah perkawinan dismenore hilang, dan jarang masih menetap setelah melahirkan. Mungkin kedua keadaan tersebut (perkawinan dan melahirkan) membawa perubahan fisiologik pada genitalia maupun perubahan psikis.

2. Dismenore Sekunder
Nyeri mulai pada saat haid dan meningkat bersamaan dengan keluarnya darah haid. Dapat disebabkan oleh antara lain:
a)Endometriosis
b)Stenosis kanalis servikalis
c)Adanya AKDR
d)Tumor ovarium

2.4 Perbandingan gejala Dismenore Primer dengan Dismenore Sekunder
1. Dismenore Primer
• usia lebih muda
• timbul segera setelah terjadinya siklus haid yang teratur
• sering pada nulipara
• nyeri sering terasa sebagai kejang uterus dan spastik
• nyeri timbul mendahului haid, meningkat pada dan meningkat bersamaan hari pertama dan kemudian dengan keluarnya darah haid
• sering memberikan respons - sering memerlukan tindakan terhadap pengobatan medika dakan operatif mentosa
• sering disertai mual, muntah, - tidak diare, kelelahan dan nyeri kepala

2. Dismenore Sekunder
• usia lebih tua
• tidak tentu
• tidak berhubungan dengan paritas
• nyeri terus-menerus
• nyeri mulai pada saat haid menghilang bersamaan haid dengan keluarnya darah haid.

2.5 PENATALAKSANAAN
Banyak cara untuk mengatasi sakit ini. Salah satu cara tradisional yang manjur adalah penggunaan botol berisi air panas atau alat pemanas (dalam bahasa Jawa disebut diseka) pada perut pada jam-jam pertama dari haid. Cara ini akan meringankan rasa nyeri.
Istirahat yang cukup juga dapat menolong meringankan gejalanya. Disamping itu, sekarang sudah banyak diproduksi obat analgetik (penghilang rasa sakit) yang dapat diberikan sebagai terapi simptomatik. Selain itu, obat yang menurunkan jumlah prostaglandin akan membantu mengurangi rasa nyeri. Misalnya asetosal, dapat sedikit menurunkan prostaglandin.
Pada beberapa wanita rasa nyeri dapat diatasi hanya dengan menggunakan asetosal pada waktu haid. Penggunaan terapi hormonal dapat juga membantu mengurangi keluhan. Tujuannya adalah untuk menekan ovulasi atau pelepasan sel telur dari indung telur (ovarium).
Dengan sendirinya perkembangan endometrium (dinding rahim) juga dihambat, sehingga produksi prostaglandin juga berkurang. Hal ini dapat tercapai dengan pemakaian pil kombinasi kontraseps

1) Dismenore Primer
a. Psikoterapi
b. Medikamentosa
 Analgetika: Nyeri ringan: aspirin, asetaminofen, propoksifen.
 Nyeri berat: prometazin, oksikodon, butalbital
 Sediaan hormonal: progestin, pil kontrasepsi (estrogen rendah dan progesteron tinggi).
 Antiprostaglandin Jenis obat, dosis, danfrekuensi:
• aspirin 650 mg 4-6 kali/hari
• indometasin 25 mg 3-4 kali/hari
• fenilbutazon 100 mg 4 kali/hari
• ibuprofen 400-600 mg 3 kali/hari
• naproksen 250 mg 2 kali/hari
• asam mefenamat 250 mg 4 kali/hari
• asam meklofenamat 50-100 mg 3 kali/hari
Pemberian dilakukan 24-72 jam prahaid

2) Dismenore Sekunder
Pengobatan terutama ditujukan mencari dan menghilang-kan penyebabnya, di samping pemberian obat-obat bersifat simtomatik

2.6 Gangguan dan kelainan menstruasi sendiri ada bermacam- macam
antara lain

Nyeri haid (dismenerrohoe)
Pada saat menstruasi, cewek kadang mengalami nyeri. Sifat dan derajat rasa nyeri ini bervariasi. Mulai dari yang ringan sampai yang berat. Untuk yang berat, lazim disebut dismenorrhoe. Keadaan nyeri yang hebat itu dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.
Nyeri haid ada dua macam:
1. Nyeri haid primer, timbul sejak haid pertama dan akan pulih sendiri dengan
berjalannya waktu. Tepatnya saat lebih stabilnya hormon tubuh atau perubahan posisi rahim setelah menikah dan melahirkan. Nyeri haid ini normal, namun dapat berlebihan bila dipengaruhi oleh faktor psikis dan fisik, seperti stres, shock, penyempitan pembuluh darah, penyakit yang menahun, kurang darah, dan kondisi tubuh yang menurun. Gejala ini tidak membahayakan kesehatan.
2. Nyeri haid sekunder, biasanya baru muncul kemudian, yaitu jika ada
penyakit atau kelainan yang menetap seperti infeksi rahim, kista/polip, tumor sekitar kandungan, kelainan kedudukan rahim yang dapat mengganggu organ dan jaringan di sekitarnya.

Pre menstruasi syndrome
PMS (pre menstruasi syndrome) atau gejala pre-menstruasi, dapat menyertai
sebelum atau saat menstruasi. Antara lain:
• Perasaan malas bergerak, badan menjadi lemas, serta mudah merasa lelah.
• Nafsu makan meningkat dan suka makan makanan yang rasanya asam.
• Emosi menjadi labil. Biasanya kita mudah uring-uringan, sensitif, dan
perasaan-perasaan negatif lainnya.
• Mengalami kram perut (dismenorrhoe).
• Kepala nyeri.
• Pingsan.
• Berat badan bertambah, karena tubuh menyimpan air dalam jumlah yang
banyak.
• Pinggang terasa pegal.


Cara mengatasinya :
Kalau kita mengalami PMS kita bisa melakukan hal-hal di bawah ini;

• Kurangi makanan bergaram, seperti kentang goreng, kacang-kacangan, dan makanan berbumbu, untuk mengurangi penahanan air berlebih.
• Kurangi makanan berupa tepung, gula, kafein, coklat.
• Tambahkan makanan yang mengandung kalsium dan vitamin C dosis tinggi, seminggu sebelum menstruasi.
• Makan makanan berserat dan perbanyak minum air putih.
• Jika menstruasi cukup banyak mengeluarkan darah, perbanyak makan makanan atau suplemen yang mengandung zat besi agar terhindar dari anemia.

Beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk mengatasi sakit perut waktu
Menstruasi :
• Kompres dengan botol panas (hangat) tepat pada bagian yang terasa kram (bisa perut atau pinggang bagian belakang).
• Mandi air hangat, boleh juga menggunakan aroma terapi untuk menenangkan diri.
• Minum minuman hangat yang mengandung kalsium tinggi.
• Menggosok-gosok perut/pinggang yang sakit.
• Ambil posisi menungging sehingga rahim tergantung ke bawah. Ini bisa membantu relaksasi.
• Tarik napas dalam-dalam secara perlahan untuk relaksasi.
• Obat-obatan yang digunakan harus atas pengawasan dokter. Boleh minum analgetik (penghilang rasa sakit) yang banyak dijual di toko obat, asal dosisnya tidak lebih dari 3 kali sehari.

Kita harus segera mencari pertolongan kalau mengalami hal-hal sebagai berikut:
• Apabila menstruasi yang pertama (menarche) mulai keluar sebelum usia 8 tahun, atau belum mengalami menstruasi setelah usia melewati 18 tahun.
• Apabila siklus menstruasi kurang dari 14 hari, atau lebih dari 35-40 hari sekali.
• Apabila lamanya menstruasi lebih dari 14 hari.
• Apabila volume darah haid sangat banyak (ganti pembalut 10 kali per hari).
• Sakit perut sampai tidak bisa mengerjakan aktivitas sehari-hari atau bahkan sampai pingsan. Atau jika rasa nyeri itu semakin lama semakin bertambah intensitasnya.
• Muncul noktah darah (spotting) di antara dua siklus haid.
• Warna darah kelihatan tidak seperti biasanya, menjadi lebih kecoklatan atau merah muda segar atau kalau darah mens keluar sampai bergumpal-gumpal.
• Darah mens berbau anyir, bahkan berbau busuk.


Manifestasi Klinis
Dismenorhoe primer :
1. Usia lebih muda
2. Timbul setelah terjadinya siklus haid yang teratur
3. Sering pada nulipara
4. Nyeri sering terasa sebagai kejang uterus dan spastik
5. Nyeri timbul mendahului haid dan menngkat pada hari pertama atau kedua haid
6. Tidak dijumpai keadaan patologi pelvik
7. Hanya terjadi pada siklus haid yang ovulatorik
8. Sering memberikan respon terhadap pengobatan medikamentosa
9. Pemeriksaan pelvik normal

Dismenorhoe sekunder
1. Usia lebih tua
2. Cenderung timbul setelah dua tahun siklus haid teratur
3. Tidak berhubungan siklus dengan paritas
4. Nyeri sering terasa terus menerus dan tumpul
5. Nyeri dimulai saat haid dan meningkat bersamaan dengan keluarnya darah
6. Berhubungan dengan kelainan pelvik
7. Tidak berhubungan dengan adanya ovulasi
8. seringkali memerlukan tindakan operatif
9. Terdapat kelainan pelvik

Tanda gejala umum yang paling sering muncul yaitu :
 Nyeri pada daerah supra pubis seperti cram, menyebar sampai area lumbrosacral.
 Sering disertai nausea, muntah
 Diare
 Kelelahan
 Nyeri kepala
 Emosi labil

Diagnosa Keperawatan
Diagnosa dismenore didasari atas ketidaknyamanan saat menstruasi. Perubahan apapun pada kesehatan reproduksi, termasuk hubungan badan yang sakit dan perubahan pada jumlah dan lama menstruasi, membutuhkan pemeriksaan ginekologis; perubahan-perubahan seperti itu dapat menandakan sebab dari dismenore sekunder.
1. Nyeri berhubungan dengan kontraksi uteri, iskemi uteri
2. Defisit nutrisi dan cairan berhubungan dengan nausea, vomiting,diare, anoreksia
3. Gangguan pemenuhan aktivitas berhubungan dengan respon respon terhadap nyeri.

Intervensi Keperawatan
Nyeri berhubungan dengan kontraksi uteri, iskemi uteri
1. Mandiri
a. Kaji nyeri
b. Menghangatkan bagian abdomen
Rasional : dapat menyebabkan vasodilatasi dan mengurangi hypertonic muscle contraction
c. Massage abdomen
Rasional :
• Latihan
• Istirahat dan tidur
• Tehnik relaksasi
• Natural diuresis
2. Kolaborasi
Kolaborasi dalam pemberian obat;
 Aspirin atau acetaminophen (tylenol 650 mg / 4 jam)
 Ibuprofen (mortin, advil, nuprin 200 mg/ 4 - 6 jam)
 Asam mefenamat (250 – 500 mg / 6 jam)
 Naproxen (250 – 500 mg / 6 – 8 jam)

Defisit nutrisi dan cairan berhubungan dengan nausea, vomiting,diare, anoreksia
Kaji intake dan output
Kaji TTV
Beri cairan
Gangguan pemenuhan aktivitas berhubungan dengan respon respon terhadap nyeri.
2.10 Ramuan Buatan dan Terapi Alternatif
Sebagai tambahan pemakaian obat penawar sakit tanpa resep, ada banyak yang dapat anda lakukan sendiri untuk membantu mengurangi kram menstruasi, dan dengan sedikit percobaan, anda pasti dapat menemukan cara yang membawa - paling sedikit - beberapa kelegaan. Suhu panas merupakan ramuan tua; dapat dilakukan dengan kompres handuk panas atau botol air panas pada perut atau punggung bawah. Mandi air hangat juga dapat membantu.
Beberapa wanita mencapai keringanan melalui olahraga, yang tidak hanya mengurangi stres tapi juga meningkatkan produksi endorfin otak, penawar sakit alami tubuh. Orgasme juga dapat membantu dengan mengurangi tegangan pada otot-otot pelvis sehingga membawa kekenduran dan rasa nyaman.
Beberapa posisi yoga dipercaya dapat menghilangkan kram menstruasi. Salah satunya adalah peregangan kucing, yang meliputi berada pada posisi merangkak kemudian secara perlahan menaikkan punggung anda ke atas setinggi-tingginya. Yang lain adalah mengangkat panggul, anda berbaring dengan lutut tertekuk dan kemudian mengangkat panggul dan bokong anda. Hanya dengan melakukan posisi janin, menarik lutut anda kearah dada sambil memeluk bantal atau botol air panas ke perut anda, juga dapat membantu.
Sebuah terapi alternatif yang membantu beberapa wanita meliputi visualisasi dimana anda berkonsentrasi pada warna sakit anda sampai anda mencapai penguasaan atasnya. Sebagai tambahan, aroma terapi dan pemijatan dapat mengurangi rasa tidak nyaman. Mendengarkan musik, membaca buku, atau menonton film juga dapat menolong.

Renungku



Renungku..Orang beriman selalu punya cara sendiri untuk menata hatinya meski berlawanan dengan apa yang diterima dalam kehidupan.
Saat mendapat musibah,  air matanya menetes tapi hatinya terilhami untuk yakin bahwa apa yang diberikan Allah padanya pasti yang terbaik baginya. Fisiknya mungkin lelah, pikirannya mungkin penat tapi tidak dengan hatinya.
Hati yang terus yakin bila ia diuji Allah sebagai tanda bahwa Allah masih sayang padanya==

Lady kocoy

Rabu, 25 Januari 2012

Kepompong



Alangkah Syahdu menjadi kepompong.
Berkarya dalam diam, bertahan dalam kesempitan.
Tetapi jika tiba waktu menjadi kupu-kupu, tak ada pilihan selain terbang menari,
melantun kebaikan diantara bunga, menebar keindahan pada dunia.
Dan angin pun memeluknya dalam sejuk dan wangi syurga......

Semoga kita semua mampu bertahan dalam kesempitan dan cobaan.
Dan akan menebar kebaikan pada diri dan dunia......

Lady Kocoy

Selasa, 24 Januari 2012

Mie Godog, Nikmatnya Mie Berkuah



Bahan :
250 gram mi telur basah
2 lembar kol
1 batang daun bawang, iris
1 batang seledri, iris
2 butir telur ayam, kocok lepas
2 sdm minyak goreng
500 ml air
1 sdm kaldu bubuk rasa ayam

Bumbu Halus:
5 butir kemiri sangrai
5 siung bawang putih
1 sdm udang ebi
1/2 sdm garam dan 1/2 sdt merica bubuk

Pelengkap : ayam goreng suwir, bawang goreng dan acar mentimun dan cabai rawit dan kerupuk

Cara membuat mie Godok :
Panaskan minyak goreng lalu tumis bumbu halus sampai harum, lalu masukkan  telur, buat orak-arik, tambahkan air dan didihkan
Setelah mendidih masukkan kol, daun bawang iris, mie dan kaldu bubuk, masak hingga sayuran matang.
Taruh mie dalam mangkuk, beri ayam goreng suwir dan bawang goreng. Sajikan hangat dengan acar mentimun cabai rawit.

Sumber:kst laper.com

Kehilangan


kehilangan mengajarkan kita bersyukur..
kehilangan mengajarkan kita menghargai sesuatu yg kita miliki,..
kehilangan akan membuat kita menyadari betapa berharganya setiap tetes air mata yg jatuh krn penyesalan tiada akhir..
kehilangan akan membuat kita menyadari betapa byk waktu tersia-sia, tanpa kita mampu memutar waktu kembali..
kehilangan menyadarkan kita betapa kurang bersyukurnya kita saat ada begitu banyak nikmat yg Allah beri,, saat ada ribuan senyum menghampiri..
kehilangan juga membuat kita merasakan hidup dlm keadaan yg benar2 hanya Allah yg melihat..

kawan, pernahkah  merasakan kehilangan sesuatu??
kenapa kita harus kehilangan?

Lady kocoy

Tentang Wanita


Wanita Mahkluk Allah yg diciptakan sarat dgn misterinya, sekilas ia nampak rapuh dan lemah......namun disaat paling genting ia mampu mengatasi beban hidupnya melebihi kemampuan kaum lelaki, Dia yg selalu menyimpan bahagianya dan keinginannya demi melihat org terdekatnya bahagia, Dia mampu tersenyum saat hatinya menjerit, bernyanyi saat ia menangis atau tertawa saat dalam ketakutan.........

Dia sanggup berkorban demi orang-orang yg dicintainya, menenggelamkan dirinya dalam kesibukan demi keluarganya, dia mampu memaafkan siapa saja yg memberinya luka, dia selalu penuh maaf bagi siapa saja terutama bagi orang-orang yg dikasihinya.....
Dalam amarahnya sebenarnya tersimpan cinta dan kekhawatiran bagi mereka yg sangat dicintainya
Dan Cintanya itu tanpa syarat, tulus ikhlas, sanggup memberi tanpa mengharapkan apapun......Dia selalu mempunyai kekuatan untuk mengatasi kehidupan, Dia yg memiliki pelukan hangat dan ciuman yang mampu menyembuhkan luka
Dia sembunyikan luka, sedih dan derita untuk dirinya namun dia tak pernah pelit tuk berbagi bahagia dan kasih sayang dgn yg lain terutama orang-orang terkasihnya
Airmatanya adalah cara ia mengekspresikan kegembiraan, kegalauan, cinta, kesepian, penderitaan dan kebanggaan

Karena itulah ia disebut mahkluk penuh misteri yg tak pernah bisa dimengerti bahkan terkadang oleh dirinya sendirinya
Karena ia lebih banyak berpikir dengan hatinya dari pada dgn logikanya........mungkin inilah kelemahannya karena ia tercipta dari tulang rusuk yg bengkok, yg akan patah bila dipaksa untuk lurus namun ia akan tetap bengkok bila dibiarkan tanpa sebuah bimbingan.........
Karenanya dia sangat membutuhkan pemimpin dalam memaknai kehidupannya, untuk melengkapi kehidupannya.......
Meski sungguh sedikit Pria yg bisa memahami keinginannya.....Namun itulah hidup yg harus dilewatinya........

Sumber: Edrina C.R

Sabtu, 21 Januari 2012

ASKEP PADA KLIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH


TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Mengkaji data yang terkait masalah HDR
2. Menetapkan diagnosis keperawatan berdasarkan data
yang dikaji
3. Melakukan tindakan keperawatan pada pasien
4. Melakukan tindakan keperawatan pada keluarga
5. Mengevaluasi kemampuan pasien dan keluarga
6. Mendokumentasikan asuhan keperawatan yang diberikan

Harga diri Rendah ? ? ?
 Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendahn diri yang berkepanjangan akibat evaluasi diri yg negatif terhadap diri sendiri atau kemampuan diri.
 Harga diri rendah yang berkepanjangan termasuk kondisi
n tidak sehat mental karena dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan lain; terutama kesehatan jiwa


PENGKAJIAN
Subyektif :
 Merasa tidak mampu melakukan sesuatu

 
Mengkritik/menyalahkan diri sendiri
 Pandangan hidup yang pesimis

 
Penolakan terhadap kemampuan diri
Obyektif :
 produktivitas menurun
n
 Tidak memperhatikan perawatan
diri
 Tidak menatap lawan bicara

 Bicara lambat

 Nada suara
lemah
Pengkajian
Fase orientasi

“Assalamualaikum, perkenalkan nama saya suster Kocoy,dari Islamic Village, bagaimana kalau kita berkenalan?Nama Bpk/Ibu siapa?senangnya dipanggil apa?”Bagaimana perasaan Bpk/ibu hari ini?Adakah yang Bpk/Ibu pikirkan? Bagaiman kalau kita bercakap-cakap ttg perasaan/mslh yang Bpk/Ibu hadapi?
Mau berapa lama?bagaimana kalau 30 menit?mau duduk dimana?”bagaimana kl di R.tamu?
Fase kerja
“ Bagaimana perasaan Bapak/ Ibu setelah mengalami gempa dan tsunami? Apa harapan Bapak/Ibu setelah mengalami kejadian tersebut? Bagaimana Bapak/Ibu dapat mencapai keinginan/ harapan tersebut dengan adanya tsunami? Adakah harapan atau keinginan Bapak/Ibu yang belum tercapai? Sejauh ini apa yang Bapak/Ibu rasakan jika harapan atau keinginan tersebut tidak tercapai?”
“Bagaimana pandangan orang lain dalam menilai Bapak/Ibu? Menurut Bapak/Ibu apa kelebihan yang dimiliki? Dan bagaimana dengan kekurangan/kelemahan yang Bapak/Ibu rasakan?”

Fase terminasi
“Baiklah kita sudah bercakap-cakap panjang lebar,bagaimana perasaan Bpk/ibu setelah kita bercakap-cakap?Bagaimana kalau minggu depan kita bicarakan ttg kemampuan yang masih Bpk/Ibu miliki?”Berapa lama?Dimana?


DIAGNOSA KEPERAWATAN
GANGGUAN KONSEP DIRI : HARGA DIRI RENDAH
TINDAKAN KEPERAWATAN
Tujuan untuk Pasien:
 Dpt mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yg
n dimiliki
 Dpt menilai kemampuan yg dpt digunakan
n
 Dpt memilih kegiatan
n sesuai kemampuan
 Dpt melatih kegiatan yg dipilih
n
 Dpt merencanakan
kegiatan yang sudah dilatih
TINDAKAN KEPERAWATAN
 Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki pasien
 Membantu pasien dapat menilai kemampuan yg dapat digunakan

 
Membantu pasien memilih/menetapkan kemampuan/kegiatan yang sesuai kemampuan
 
Melatih kegiatan pasien yang sudah dipilih
 Membantu pasien dapat
n merencanakan kegiatan sesuai kemampuannya dan menyusun rencana kegiatan.
 
Berikan reward/reinforcement terhadap kegiatan yang dilakukan pasien sesuai rencana/jadual kegiatan
1.Mengidentifikasi aspek positif:
 Mendiskusikan aspek positif dan kemampuan pasien yang masih dimiliki.
 
Beri pujian yg realistis
Berikut ini beberapa contoh percakapan perawat – pasien dalam mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki pasien
Orientasi:
“Assalamualaikum, bagaimana keadaan Bapak/Ibu hari ini ?,Bpk/Ibu terlihat segar!“.
“Bagaimana kalau hari ini kita bercakap-cakap tentang kemampuan dan kegiatan yang pernah Bpk/Ibu lakukan?”ini Sesuai janji kita minggu yang lalu ya kan pak/bu?
“Dimana kita duduk?“bagaimana kalau di ruang tamu?
“Berapa lama? ”Bagaimana kalau 30 menit?

Kerja:
“Bpk/ibu,apa kemampuan ini saja yang dimiliki?Bagus,apa lagi?Saya buat daftarnya ya?
“Apa pula kegiatan rumah tangga yang biasa Bpk/ibu lakukan?Bagaimana dengan merapihkan kamar?Menyapu?Mencuci piring………….dst”
“Wah,bagus sekali ada 5 kemampuan dan kegiatan yang Bpk/ibu miliki.”

Terminasi :
“Bagaimana perasaan Bpk/Ibu setelah kita bercakap-cakap
Yach,Bpk/Ibu masih memiliki kemampuan.
“Nah,coba nanti diingat-ingat lagi,kemampuan yang belum kita bicarakan,2 hari lagi saya akan datang lagi untuk membahas kemampuan yang masih bisa Bpk/ibu lakukan”
“Jam berapa kira-kira kita ketemu?Bagaimana kalau jam 10,sampai jumpa ya”.

2.Membantu menilai kemampuan yg dpt digunakan:
 Diskusi kemampuan pasien yg masih bisa digunakan saat inin
 Bantu pasien
n menyebutkan dan beri penguatan thd kemampuan pasien
 Respons kondusif dan
n menjadi pendengar yang aktif
Membantu pasien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan.
Orientasi :
“Assalamualaikum, bagaimana keadaan bapak/ibu hari ini ?, Saya sangat
n senang melihat pagi ini bapak/ibu sudah terlihat lebih segar dan rapi.
n “Bagaimana,apakah ada lagi kemampuan Bapak/ibu yang belum kita bicarakan?
“Bagus sekali,jadi sudah ada 7 ya!
n
“Baiklah kita akan menilai
n kegiatan yang masih bisa bpk/ibu lakukan.
“Mau duduk dimana?,berapa
n lama?
Kerja :
“Bpk/ibu,dari 7 kegiatan/kmpuan ini yang mana yang masih dapat dikerjakan di rumah?
“Coba kita lihat,yang pertama bisakah?,yang kedua………sampai 7
“Bagus sekali ada 4 kegiatan yang masih bisa dikerjakan di rumah.
“Menurut bpk/ibu adakah bantuan yang diperlukan?Iya bagus sekali.

Terminasi :
“bagaimana perasaan bpk/ibu setelah kita bercakap-cakap?jadi ada 4 kegiatan yang dapat bpk/ibu lakukan
“Coba bpk/ibu pikirkan kegiatan yang akan dipilih untuk dilatih
“Bagaimana kalau 2 hari lagi kita memilih kegiatan yang paling disukai dan melatihnya,mau jam berapa?dimana?
3.Membantu pasien dapat memilih/menetapkan kegiatan yang sesuai dg kemampuan
Tindakan keperawatan :
Mendiskusikan dengan pasien kegiatan yg
n dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan
Bantu pasien menetapkan
n kegiatan yg dapat di lakukan (mandiri, bantuan minimal, bantuan penuh dari lingkungan terdekat pasien)
Berikan contoh cara pelaksanaan kegiatan yang
n dapat dilakukan pasien
Susun bersama pasien daftar kegiatan sehari-hari
n pasien
Berikut ini contoh percakapan perawat – pasien dalam membantu pasien menetapkan kegiatan yang sesuai dengan kemampuan
“Assalamualaikum !, bagaimana perasaan bpk/ibu hari ini ?,Wah,nampak segar ya ?”masih ingat apa yang akan kita bicarakan hari ini?Betul sekali,memilih kegiatan yang dapat bpk/ibu kerjakan dari 7 kegiatan yang pernah dilakukan,bagaiman kalau kita bercakap-cakap di tempat biasa.Berapa lama?
“Mari kita lihat daftar kegiatan yang sudah kita buat 2 hari yang lalu.”coba bpk/ibu pilih mana yang masih bisa dikerjakan di rumah.”yang no.1,merapikan tempat tidur,bagaimana bpk?Wah,tentu bisa kan.bagus sekali.Yang nomor 2,main tenis,Wah saat ini belum bisa dilakukan,Baik no.3 mencuci piring,bisa ya?…..dst
“ Bagaimana perasaan bapak/ibu setelah memilih kegiatan yang dapat dikerjakan di rumah? Bagus sekali !,ada 5 kegiatan bisa dilakukan.Coba bpk/ibu pikirkan kegiatan mana yang akan dilatih dulu.Dua hari lagi saya datng lagi untuk melatih,mau jam berapa?dimana?
4.Melatih kegiatan pasien yg sudah dipilih:
Mendiskusikan dan tetapkan
n urutan kegiatan yg akan dilatih
Memperagakan kegiatan yg akan dilakukan
n pasien.
Beri dukungan dan pujian yang realistik
n
5.Membantu pasien dapat melakukan kegiatan sesuai kemampuannya dan menyusun rencana kegiatan
Beri kesempatan pada pasien untuk mencoba kegiatan yang
n telah dilatih
Beri pujian atas aktifitas/kegiatan yang dapat dilakukan
n pasien setiap hari.
Tingkatkan kegiatan yang sesuai dengan tingkat toleransi
n dan perubahan setiap aktifitas yang telah dilakukan pasien
Susun daftar
n aktifitas yang sudah dilatihkan bersama pasien dan keluarga.
Berikan
n kesempatan pasien mengungkapkan perasaanya setelah pelaksanaan kegiatan
Yakinkan pasien bahwa keluarga mendukung setiap aktifitas yang
n dilakukannya
Melatih kegiatan yang sudah dipilih pasien sesuai kemampuannya dan menyusun rencana kegiatan :
“Assalamualaikum,bagaimana perasaan bpk/ibu hari ini?wah,tampak cerah!Sudah siap untuk latihan melakukan kegiatan yang telah ditetapkan 2 hari yang lalu?mau pilih yang mana dulu,Baik mari kita merapihkan tempat tidur.Dimana kamarnya?
“Nah,kalau kita mau merapihkan tempat tidur,mari kita pindahkan dulu bantal dan selimutnya.Bagus,Sekarang kita angkat spreinya dan kasurnya kita balik.”nah sekarang kita pasang lagi spreinya,kita mulai dari arah atas,ya bagus!sekarang sebelah kaki,tarik dan masukkan,lalu sebelah pinggir masukkan.Sekarang ambil bantal,rapihkan dan letakkan disebelah atas kepala.Mari kita lipat selimut,nah letakkan sebelah bawah kaki.bagus..!
“Bagaimana perasaan bpk/ibu setelah latihan?bagus sekali,Bpk/ibu dapat mengikuti langkah-langkahnya.Sekarang mari kita masukkan pada jadual harian bpk/ibu.Mau berapa kali sehari merapikan tempat tidur.Bagus,2x sehari yaitu pagi jam berapa?lalu sehabis istirahat jam 16.00.Kalau sudah dikerjakan beri tanda ya.”nah 2 hari lagi saya datang lagi,kita latihan kegiatan yang kedua.Mau jam berapa?dimana?Sampai jumpa…


TINDAKAN KEPERAWATAN U/ KELUARGA
Tujuan :
Dapat membantu pasien
n mengidentifikasi kemampuan yg dimiliki
Memfasilitasi aktifitas pasien yang
n sesuai kemampuan
Memotivasi pasien u/ melakukan kegiatan sesuai yang sudah
n dilatihkan
Menilai kemampuan perkembangan perubahan kemampuan pasien
n
TINDAKAN KEPERAWATAN
Membimbing keluarga menilai kemampuan positif yang
n dimiliki pasien
Menganjurkan keluarga untuk memotivasi pasien dalam
n memperlihatkan kemampuan yang dimiliki
Menganjurkan keluarga untuk
n memotivasi pasien melakukan / melanjutkan latihan yang telah dilakukan pasien - perawat sebelumnya
Mendiskusikan dgn keluarga sikap-sikap positif yang perlu
n ditampilkan keluarga
Mengajarkan keluarga bagaimana menilai
n perkembangan/perubahan perilaku pasien
EVALUASI
Pasien :
Dapat mengungkapkan kemampuan dan aspek positif
n dirinya
Dapat menyusun rencana kegiatan/ aktivitas yang akan
n dilakukannya
Dapat melakukan kegiatan sesuai rencananya
n
Keluarga :
Keluarga mendukung aktivitas pasien
n
Keluarga dapat
n memberikan pujian/reward terhadap pasien
Contoh percakapan perawat-keluarga agar keluarga menjadi pendukung terhadap aktifitas yang dapat dilakukan pasien
“Assalamualaikum !, bagaimana keadaan bpk/ibu disini?, bagaimana kalau hari ini kita akan bercakap-cakap tentang cara memotivasi anak bpk/ibu melakukan kegiatan yang sudah dilatih?Adakah waktu Bpk/ibu,kira-kira 30 menit?kita ngobrol disini aja ya?
“ Anak bapak/ibu telah berlatih dua kegiatan yaitu merapihkan tempat tidur dan mandi.Serta telah dibuat jadual untuk melakukannya.Saya telah katakan bahwa bpk/ibu akan mengingatkannya untuk melakukan kegiatan tsb sesuai jadual.Tolong bantu menyiapkan alat-alatnya.dan jangan lupa memberikan pujian agar harga dirinya meningkat.Ajak pula memberi tanda cek list pada jadual kegiatannya “
” Bagaimana bpk/ibu?ada yang ingin ditanyakan? Baik, jangan lupa ya bpk/ibu.Dua ari lagi saya datang lagi untuk melatih kegiatan lain.Nanti kita lakukan bersama-sama.Sampai jumpa….

Infeksi Saluran Nafas akut ( ISPA )


Infeksi Saluran Nafas akut

Defenisi

ISPA adalah penyakit infeksi pada saluran pernafasan atas maupun bawah yang disebabkan oleh masuknya kuman mikroorganisme (bakteri dan virus) kedalam organ saluran pernafasan yang berlangsung selama 14 hari. Pneumonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru

Klasifikasi dan Diagnosis dalam Penangulangan P2ISPA

  1. Kalsifikasi Pnemonia dan bukan pnemonia Dalam penentuan klasifikasi penyakit dibedakan atas 2 kelompok, yaitu :
    1. Kelompok umur 2 bulan - < 5 tahun, klasifikasi dibagi atas : pnemonia berat, pnemonia dan bukan pnemonia
    2. Kelompok umur < 2 bulan , klasifikasi dibagi atas : pnemonia berat dan bukan pnemonia
  2. Diagnosis Diagnosis pnemonia pada balita didasarkan pada adanya batuk dan atau kesukaran bernafas disertai peningkatan frekwensi nafas(nafas cepat) sesuai umur. Penentuan nafas cepat dilakukan dengan cara menghitung frekwensi pernafasan dengan menggunkan sound timer. Batas nafas cepat adalah :
    1. pada anak usia 2 bulan - < 1 tahun frekwensi pernafasan sebanyak 50 kali per menit atau lebih
    2. pada anak usia 1 tahun - < 5 tahun frekwensi pernafasan sebanyak 40 kali per menit atau lebih
    3. pada anak usia kurang 2 bulan frekwensi pernafasan sebanyak 60 kali permenit atau lebih
Diagnosis pnemonia berat didasarkan pada adanya batuk dan atau kesukaran bernafas disertai nafas sesak atau penarikan dinding dada sebelah bawah ke dalam pada anak usia 2 bulan - < 5 tahun. Untuk kelompok umur kurang 2 bulan diagnosis pnemonia berat ditandai dengan adanya nafas cepat, yaitu frekwensi pernafasan sebanyak 60 kali per menit atau lebih, atau adanya penarikan yang kuat pada dinding dada sebelah bawah ke dalam. Rujukan penderita pnemonia berat dilakukan dengan gejala batuk atau kesukaran bernafas yang disertai adanya gejala tidak sadar dan tidak dapat minum. Pada klasifikasi bukan penmonia maka diagnosisnya adalah : batuk pilek biasa (common cold), pharyngitis, tonsilitis, otitis atau penyakit non-pnemonia lainnya

Etiologi
  1. Etiologi ISPA Etiologi ISPA terdiri dari lebih 300 jenis bakteri, virus dan riketsia. Bakteri penyebeb ISPA antara lain darin genus Streptokokus, Stafilokokus, Pnemokokus, Hemofillus, Bordetella dan Korinobakterium. Virus penyebeb ISPA antara lain adalah golongan Mikosovirus, Adenovirus, Koronavirus, Pikornavirus, Mikoplasma, Herpesvirus.
  2. Etiologi Pnemonia Penyebab pnemonia pada balita sukar ditegakkan karena dahak sukar diperoleh. Menurut publikasi WHO bahwa penyebab pnemonia adalah Streptokokus pnemonia dan Hemopillus inluenzae.

Pencegahan
  1. Pencegahan penyakit pnemonia dapat dilakukan dengan Pengadaan rumah dengan ventilasi yang memadai
  2. Perilaku hidup bersih dan sehat
  3. Peningkatan gizi balita
Deteksi Dini oleh Masyarakat / Kader
Bila kader/masyarakat menemukan balita dalam keadaan batuk, sukar bernafas segera dibawa ke Puskesmas/UPK terdekat untuk mendapatkan pengobatan.

Pengobatan
Semua penderita pnemonia diberi antibiotk

Sistem Kewaspadaan Dini
Bila terjadi peningkatan kasus pada suatu wilayah segera dilakukan intervensi oleh Puskesmas dengan melakukan care seeking (kunjungan rumah) dan melakukan pengobatan.


Sumber:
DepKes RI. Direktorat Jenderal PPM & PLP. Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA). Jakarta. 1992.

Rendie, J, et.al . Ikhtisar Penyakit Anak. Alih bahasa: Eric Gultom. Binarupa Aksara. Jakarta. 1994.


Agar Kentang Digoreng Renyah



Rendam kentang pada air dingin selama 1jam.
Kemudian goreng sebentar, angkat tiriskan hingga kering.
Lalu goreng kembali hingga matang--->Kentang Renyah
Siap disajikan...:)


Sumber: tabloit Nova.

Kamis, 19 Januari 2012

Arsik Ikan Mas


Bahan-bahan:
1 kg ikan mas
10 utas kacang panjang, potong-potong
1 ibu jari lengkuas, memarkan
3 bunga kecombrang, memarkan
4 batang lokio
15 batang serai, memarkan
1 liter air
Haluskan:
5 butir bawang merah
2 siung bawang putih
3 butir kemiri
2 cm jahe
4 cm kunyit
4 buah cabe merah
1sdt garam
Cara membuat
Bersihkan ikan mas, lumuri dengan bumbu halus, masukkan sebagian serai dan kacang panjang ke perut ikan.  Masukkan sebagian irisan serai ke dalam wajan.  Letakkan ikan, kecombrang dan lokio diatas serai lalu tuangkan air
Tutup wajan dan masak dengan api kecil sampai air dan bumbu meresap, angkat.

by.kst.laper.com

Tidak Semua Benar


Diam itu emas, tetapi ada saatnya diam merugikan
Jujur itu baik, tetapi ada saatnya jujur menjadi malapetaka
Gagal itu terpuruk, tetapi ada saatnya gagal menjadi awal keberhasilan
Cinta itu indah, tetapi ada saatnya cinta membutakan
Mengalah itu lemah, tetapi ada saatnya mengalah menjadi kemenangan
Mimpi itu khayalan, tetapi ada saatnya mimpi menjadi kenyatan
Uang itu segalanya, tetapi ada saatnya uang tidak memudahkan segalanya
Dunia itu kejam, tetapi ada saatnya dunia menjadikan damai
Kaya itu keinginan, tetapi ada saatnya kaya menjerumuskan

Pada waktu waktu tertentu, segala sesuatu yang awalnya kita terka benar tidak selalu benar.  Ada saatnya dimana kita melakukan sesuatu atau menilai orang lain meleset dari “rumus”. Untuk itu, mari gunakan Karunian-Nya untuk mengenali waktu/situasi /diri dan mengetahui sikap yang harus kita lakukan agar kita tidak terpatok pada “rumus” kehidupan yang sudah melekat di alam sadar kita atau bahkan dibawah alam sadar kita.

by.Lady Kocoy

Manfaat Teh Untuk Kulit Dan Mengatasi Noda

Selain nikmat diminum dengan segudang manfaat, teh memiliki beragam kegunaan lain. Berikut ini beberapa di antaranya:


1. Membersihkan karpet

Membersihkan karpet dengan masalah berjamur dan kotor. Sebarkan daun-daun teh hijau pada karpet, diamkan selama 10 menit, lalu sedot menggunakan vakum.

2. Mengilapkan kaca dan jendela
Teh bisa mengangkat sisa jejak jari dan kulit pada kaca dan jendela dan membuatnya mengilap. Gosokkan kantung teh lembap setelah digunakan pada kaca atau isi botol isi air dan teh.

3. Membersihkan noda pada jamban
Daun teh bisa mengangkat noda-noda membandel di dasar jamban. Larutkan teh selama beberapa jam di dasar jamban, bilas dan sikat mangkuk jamban tersebut.

4. Membantu atasi kulit yang terpapar matahari terlalu banyak
Kantung teh yang sudah digunakan bisa membantu meredakan sakit pada kulit yang terpapar sinar matahari dan kulit yang terbakar minor lainnya.

5. Meredakan mata lelah
Kantung teh yang lembap bisa meredakan kantung mata yang lelah serta sakit sekitar mata lelah.

6. Meredakan gusi berdarah
Untuk anak yang sudah agak besar dan mengalami gigi copot, coba kompres gusi yang bolong tersebut dengan kantung teh untuk mengurangi pendarahan dan meredakan sakitnya.

7. Mengilapkan rambut 
Teh seduh bisa menjadi kondisioner bagus dan alami untuk rambut. Bilas rambut dengan air seduhan teh (tanpa gula), biarkan sejenak, lalu bilas kembali dengan air biasa.

8. Mempercantik kulit
Untuk melindungi dan mempercantik kulit, coba basuh kulit dengan air dari teh hijau.

9. Meredakan jerawat
Membasuh kulit dengan air dari teh hijau bisa membantu meredakan jerawat. Pastikan airnya tidak hangat atau panas.

10. Melembutkan daging
Marinate daging kenyal dalam teh hitam untuk membuatnya lebih lembut.


by.kst.laper.com

Mengatasi Rambut Lepek Dan Kusam



Sinar matahari memang bisa membuat rambut terlihat kusam ditambah lagi dengan debu yang sangat banyak disekitar kita.  Nah air perasan lemon ini mengandung asam sitrat yang jika ditambah dengan karbonasi soda akan membersihkan rambut dan kulit kepala.  Hasilnya kulit jadi lebih segar.  Nah berikut resep yang bisa kamu aplikasikan, ramuan lemon untuk rambut.
Bahan:
¼ gelas air soda
¼ gelas air lemon
¼ gelas minyak zaitun
¼ gelas minyak esensial
1 sendok madu
Cara:
- Campurkan air soda, minyak zaitun, dan minyak esensial dengan air lemon
- Oleskan secara merata pada rambut yang sudah dibasahi hingga ke kulit kepala.
- Pijat-pijat agar sirkulasi darah di kulit kepala lancar dan campuran air lemon meresap dengan baik
- Setelah itu, diamkan selama 10 menit, lalu bilas dengan air.
- Keramaslah seperti biasa.

Rabu, 18 Januari 2012

12 Benar Prinsip Pemberian Obat

12 Benar Prinsip Pemberian Obat

Perawat harus terampil dan tepat saat memberikan obat, tidak sekedar memberikan pil untuk diminum (oral) atau injeksi obat melalui pembuluh darah (parenteral), namun juga mengobservasi respon klien terhadap pemberian obat tersebut. Pengetahuan tentang manfaat dan efek samping obat sangat penting dimiliki oleh perawat. Perawat memiliki peran yang utama dalam meningkatkan dan mempertahankan kesehatan klien dengan mendorong klien untuk lebih proaktif jika membutuhkan pengobatan. Perawat berusaha membantu klien dalam membangun pengertian yang benar dan jelas tentang pengobatan, mengkonsultasikan setiap obat yang dipesankan dan turut serta bertanggungjawab dalam pengambilan keputusa tentang pengobatan bersama dengan tenaga kesehatan lain. Perawat dalam memberikan obat juga harus memperhatikan resep obat yang diberikan harus tepat, hitungan yang tepat pada dosis yang diberikan sesuai resep dan selalu menggunakan prinsip 12 benar, yaitu:

1. Benar Klien
1)      Selalu dipastikan dengan memeriksa identitas pasien dengan memeriksa gelang identifikasi dan meminta menyebutkan namanya sendiri.
2)      Klien berhak untuk mengetahui alasan obat
3)      Klien berhak untuk menolak penggunaan sebuah obat
4)      Membedakan klien dengan dua nama yang sama

2. Benar Obat
1)      Klien dapat menerima obat yang telah diresepkan
2)      Perawat bertanggung jawab untuk mengikuti perintah yang tepat
3)      Perawat harus menghindari kesalahan, yaitu dengan membaca label obat minimal tiga kali:
a.       Pada saat melihat botol atau kemasan obat
b.      Sebelum menuang/menghisap obat
c.       Setelah menuang/ mengisap obat
4)      Memeriksa apakah perintah pengobatan lengkap dan sah
5)      Mengetahui alasan mengapa klien menerima obat tersebut
6)      Memberikan obat-obatan tanda: nama obat, tanggal kadaluarsa

3. Benar Dosis Obat
1)      Dosis yang diberikan klien sesuai dengan kondisi klien.
2)      Dosis yang diberikan dalam batas yang direkomendasikan untuk obat yang bersangkutan.
3)      Perawat harus teliti dalam menghitung secara akurat jumlah dosis yang akan diberikan, dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: tersedianya obat dan dosis obat yang diresepkan/ diminta, pertimbangan berat badan klien (mg/KgBB/hari), jika ragu-ragu dosisi obat harus dihitung kembali dan diperiksa oleh perawat lain.
4)      Melihat batas yang direkomendasikan bagi dosis obat tertentu.

4. Benar Waktu Pemberian
1)      Pemberian obat harus sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
2)      Dosis obat harian diberikan pada waktu tertentu dalam sehari. Misalnya seperti dua kali sehari, tiga kali sehat, empat kali sehari dan 6 kali sehari sehingga kadar obat dalam plasma tubuh dapat dipertimbangkan.
3)      Pemberian obat harus sesuai dengan waktu paruh obat (t ½ ). Obat yang mempunyai waktu paruh panjang diberikan sekali sehari, dan untuk obat yang memiliki waktu paruh pendek diberikan beberapa kali sehari pada selang waktu tertentu.
4)      Pemberian obat juga memperhatikan diberikan sebelum atau sesudah makan atau bersama makanan
5)      Memberikan obat obat-obat seperti kalium dan aspirin yang dapat mengiritasi mukosa lambung bersama-sama dengan makanan.
6)      Menjadi tanggung jawab perawat untuk memeriksa apakah klien telah dijadwalkan untuk memeriksa diagnostik, seperti tes darah puasa yang merupakan kontraindikasi pemeriksaan obat.

5. Benar Cara Pemberian (rute)
1)      Memperhatikan proses absorbsi obat dalam tubuh harus tepat dan memadai.
2)      Memperhatikan kemampuan klien dalam menelan sebelum memberikan obat-obat peroral
3)      Menggunakan teknik aseptik sewaktu memberikan obat melalui rute parenteral
4)      Memberikan obat pada tempat yang sesuai dan tetap bersama dengan klien sampai obat oral telah ditelan.
Rute yang lebih sering dari absorpsi adalah :
a.       oral ( melalui mulut ): cairan , suspensi ,pil , kaplet , atau kapsul . ;
b.      sublingual ( di bawah lidah untuk absorpsi vena ) ;
c.       bukal (diantara gusi dan pipi) ;
d.      topikal ( dipakai pada kulit ) ;
e.       inhalasi ( semprot aerosol ) ;
f.       instilasi ( pada mata, hidung, telinga, rektum atau vagina ) ;
g.      parenteral : intradermal , subkutan , intramuskular , dan intravena.

6. Benar Dokumentasikan.
     Pemberian obat sesuai dengan standar prosedur yang berlaku di rumah sakit. Dan selalu mencatat informasi yang sesuai mengenai obat yang telah diberikan serta respon klien terhadap pengobatan.

7. Benar pendidikan kesehatan perihal medikasi klien
     Perawat mempunyai tanggungjawab dalam melakukan pendidikan kesehatan pada pasien, keluarga dan masyarakat luas terutama yang berkaitan dengan obat seperti manfaat obat secara umum, penggunaan obat yang baik dan benar, alasan terapi obat dan kesehatan yang menyeluruh, hasil yang diharapkan setelah pembeian obat, efek samping dan reaksi yang merugikan dari obat, interaksi obat dengan obat dan obat dengan makanan, perubahan-perubahan yang diperlukan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari selama sakit, dsb.

8. Hak klien untuk menolak
     Klien berhak untuk menolak dalam pemberian obat. Perawat harus memberikan Inform consent dalam pemberian obat.

9. Benar pengkajian
            Perawat selalu memeriksa TTV (Tanda-tanda vital) sebelum pemberian obat.

10. Benar evaluasi
            Perawata selalu melihat/ memantau efek kerja dari obat setelah pemberiannya.

11. Benar reaksi terhadap makanan
     Obat memiliki efektivitas jika diberikan pada waktu yang tepat. Jika obat itu harus diminum sebelum makan (ante cimum atau a.c) untuk memperoleh kadar yang diperlukan harus diberi satu jam sebelum makan misalnya tetrasiklin, dan sebaiknya ada obat yang harus diminum setelah makan misalnya indometasin.

12. Benar reaksi dengan obat lain
     Pada penggunaan obat seperti chloramphenicol diberikan dengan omeprazol penggunaan pada penyakit kronis

Sumber: kst.Edoprata