Minggu, 19 Januari 2014

'Obat Rumahan' untuk Atasi Sembelit pada Anak


Konstipasi atau sembelit tidak hanya dialami oleh orang dewasa, tetapi juga bisa dialami oleh balita. Bila si kecil tidak memiliki gerakan usus lancar selama beberapa hari, maka itu adalah masalah yang memprihatinkan. Seringkali ketika anak sembelit, dia tidak akan makan dengan benar juga.

Sakit perut, kembung, kehilangan nafsu makan dan menangis ketika mengeluarkan tinja adalah gejala umum dari konstipasi pada balita. Ada banyak penyebab konstipasi pada si kecil. Diet yang tidak tepat yang tidak kaya serat namun makanan olahan merupakan salah satu penyebab utamanya. Selain itu, kurangnya cairan juga bisa membuat tinja mengeras dan membuatnya sulit untuk dikeluarkan.

Jika balita tidak memiliki banyak gerakan fisik juga dapat menyebabkan konstipasi. Jadi, pastikan bahwa anak Anda aktif dan biarkan dia permain dengan temannya. Perubahan dalam diet atau memperkenalkan makanan baru juga bisa membuat balita sembelit. Misalnya, jika Anda memperkenalkan susu formula untuk pertama kalinya.

Jika anak Anda mengalami konstipasi, Anda dapat mencoba pengobatan rumahan ini. Berikut beberapa makanan yang kaya serat dan air yang harus disertakan dalam diet anak Anda untuk mencegah konstipasi seperti dikutip dari Boldsky, Minggu (19/1/2014).

1. Labu
Labu sangat kaya akan air. Serat yang tinggi dan kadar air dalam labu membuatnya menjadi makanan sehat untuk meringankan sembelit pada balita. Tambahkan labu pada menu makanan si kecil. Maka ia dapat mengeluarkan tinjanya dengan lancar.

2. Sayuran Hijau
Sayuran berdaun hijau seperti bayam, brokoli dapat dicerna dengan mudah. Selain itu sayuran hijau juga kaya serat dan air. Ini adalah cara mudah untuk meringankan sembelit pada anak-anak.

3. Buah-buahan
Menambahkan beberapa buah-buahan yang kaya dengan kandungan air dalam menu makan anak Anda adalah ide yang baik. Buah-buahan seperti buah, semangka kaya akan air, akan memperlancar pengeluaran tinja anak Anda. Menambahkan beberapa buah jeruk seperti jeruk adalah pilihan yang lebih sehat. Selain itu, jeruk kaya akan serat yang dapat meningkatkan gerakan usus.

4. Yogurt
Yogurt tidak hanya memberikan efek pendinginan, tetapi juga membantu anak-anak mengobati konstipasi. Produk susu juga kaya akan vitamin dan mineral yang dibutuhkan untuk perkembangan anak.

5. Air
Kekurangan cairan pada tubuh dapat membuat anak mengalami konstipasi. Anak-anak biasanya tidak ingat untuk minum air apalagi ketika sedang bermain. Jadi, pastikan Anda memberikan cairan sehat seperti jus buah dan air.

6. Tepung Terigu dan gandum
Ini adalah salah satu makanan yang paling sehat dan efektif untuk meringankan sembelit pada balita. Tambahkan makanan atau kue yang terbuat dari tepung terigu atau gandum juga akan meningkatkan kesehatan anak Anda

sumber:detikHealt.com

Cara Sederhana untuk Mengatasi Ruam Popok pada Bayi


Dewasa ini, penggunaan popok bayi memang bisa memudahkan orang tua ketika mereka bepergian dengan si kecil atau saat tidur di malam hari. Namun, penggunaan popok bayi yang terlalu sering juga berefek buruk bagi kesehatan si kecil.

Ruam popok di mana kulit jadi kemerahan bisa timbul jika menggunakan popok yang daya serapnya rendah dan dalam waktu yang berkesinambungan. Saat kontak dengan urine dan feses, ruam bisa makin parah dan menimbulkan infeksi serta pembengkakan.

Nah, untuk mengatasi ruam popok, ada beberapa cara sederhana yang bisa dilakukan orang tua, seperti dikutip dari Boldsky, Jumat (17/1/2014):

1. Gunakan minyak kelapa
Minyak kelapa adalah obat yang efektif untuk mengatasi ruam popok. Dengan sifatnya sebagai antiseptik, minyak kelapa bisa mengurangi kemerahan pada bagian pantat bayi. Oleskan minyak kelapa di bagian pantat yang terdapat ruam dan pijat perlahan.

2. Pakai popok katun
Saat bayi mengalami ruam pada pantatnya, hindari penggunaan popok gel berdaya serap tinggi. Lebih baik, Anda gunakan popok berbahan dasar kain untuk kulit bayi yang teriritasi.

3. Minyak zaitun
Mengoleskan minyak zaitun di ruam pada pantat bayi akan menjaga kelembaban kulitnya. Keringkan terlebih dulu kulit yang terkena ruam lalu oleskan minyak zaitun. Ini akan mencegah air melakukan kontak dengan kulit yang terkena ruam.

4. Baking soda
Tambahkan dua sendok makan baking soda ke dalam bak mandi, lalu campurkan dengan air hangat. Biarkan si kecil berendam beberapa saat sembari mandi

5. Maizena
Campurkan tepung maizena dan gel petroleum sampai berbentuk pasta. Setelah itu, oleskan di bagian pantat bayi yang terdapat ruam. Cara ini berguna menjaga kelembaban kulit bayi.

6. Air Susu Ibu (ASI)
ASI adalah obat terbaik untuk mengatasi ruam popok, lho. Dengan berbagai kandungan nutrisi dan zat gizi di dalamnya, Anda bisa mempertimbangkan ASI sebagai obat alternatif mengatasi ruam popok.

7. Beri 'waktu bernapas'
Untuk sementara waktu, jangan pakaikan dulu popok pada si kecil. Hal ini dilakukan agar kulitnya bisa mendapatkan udara segar. Tidurkan bayi di kasur dengan alas yang lembut dan bersih dan biarkan kulitnya mendapat waktu bernapas

sumber: detikHealt.com

7 Penyakit yang Sering Muncul Saat Banjir

Curah hujan yang tinggi bisa mengakibatkan banjir. Karena itu, masyarakat waspadalah terhadap beberapa penyakit yang kerap muncul di saat banjir. Ada tujuh penyakit yang umumnya dialami korban banjir.

Demikian disampaikan Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kemenkes Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE, dalam rilis Kemenkes yang diterima Liputan6.com, Selasa (14/1/2014).


7 Penyakit yang Sering Muncul Saat Banjir



Ketujuh penyakit itu adalah :

1. Diare
Pada saat banjir, sumber-sumber air minum masyarakat, khususnya sumber air minum dari sumur dangkal akan banyak ikut tercemar. Di samping itu pada saat banjir biasanya akan terjadi pengungsian di mana fasilitas dan sarana serba terbatas termasuk ketersediaan air bersih. Itu semua menjadi potensial menimbulkan penyakit diare disertai penularan yang cepat.

2. Demam Berdarah
Pada saat musim hujan, biasanya akan terjadi peningkatan tempat perindukan nyamuk aedes aegypti yaitu nyamuk penular penyakit demam berdarah. Hal ini dikarenakan pada saat musim hujan banyak sampah misalnya kaleng bekas, ban bekas serta tempat-tempat tertentu terisi air dan terjadi genangan untuk beberapa waktu. Genangan air itulah akhirnya menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk tersebut. Dengan meningkatnya populasi nyamuk sebagai penular penyakit, maka risiko terjadinya penularan juga semakin meningkat.

3. Leptospirosis
Penyakit leptospirosis disebabkan oleh bakteri yang disebut leptospira. Penyakit ini termasuk salah satu penyakit zoonosis, karena ditularkan melalui hewan/binatang. Di Indonesia hewan penular terutama adalah tikus melalui kotoran dan air kencingnya. Pada musim hujan terutama saat terjadi banjir, maka tikus-tikus yang tinggal di liang-liang tanah akan ikut keluar menyelamatkan diri.
Tikus tersebut akan berkeliaran di sekitar manusia di mana kotoran dan air kencingnya akan bercampur dengan air banjir tersebut. Seseorang yang ada luka, kemudian bermain/terendam air banjir yang sudah tercampur dengan kotoran/kencing tikus yang mengandung bakteri lepstopira, maka orang tersebut potensi dapat terinfeksi dan akan jatuh menjadi sakit.

4. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dapat berupa bakteri, virus dan berbagai mikroba lainnya. Gejala utama dapat berupa batuk dan demam, kalau berat dapat / mungkin disertai sesak napas, nyeri dada dll.

5. Penyakit kulit
Penyakit kulit, dapat berupa infeksi, alergi atau bentuk lain pada musim banjir maka masalah utamanya adalah kebersihan yang tidak terjaga baik.

6. Penyakit saluran cerna lain
Penyakit saluran cerna lain, misalnya demam tifoid. Dalam hal ini juga faktor kebersihan makanan memegang peranan penting.

7. Perburukan penyakit kronik yang mungkin memang sudah dideritaSelain itu juga perlu diperhatikan perburukan penyakit kronik yang mungkin memang sudah diderita. Hal ini terjadi karena penurunan daya tahan tubuh akibat musim hujan berkepanjangan, dan apalagi bila banjir berhari-hari.

sumber:Liputan6.com